Sabtu, 07 Agustus 2010

Puisi untuk Mimi Rasinah

minggu pagi yang lengket
saya sedang berpeluh
pada jejaring maya
mengklik namanya
dia telah bercerita
bukan puisi seperti biasanya
melainkan sebuah berita duka
satu nama
Mimi Rasinah

saya satu
(mungkin) dari ribuan mata
yang tak mengenalnya
Indramayu yang kutahu karena mangga
kini melejit tenar karenanya

seorang tukang tahu keliling
menyadarkanku akan segepok koran
yang mengenalkanku akan Mimi

Mimi bersolek sederhana dengan mahkota mewah di kepalanya

"Dia bermimpi,
tari topeng Indramayu tetap memikat penonton
dan tak pernah lekang oleh waktu." *)

obituari bernarasi tentangnya
kehidupan lenggokannya
ia hanya untuk pangggung dan penikmat tariannya
bahkan dengan kursi roda di akhir perjuangannya

"Meski duduk dan hanya menari dengan separuh tubuhnya,
Rasinah mampu menyihir penonton.
Begitulah Rasinah dengan kesederhanaan dan totalitasnya." *)

selamat jalan Mimi Rasinah
lima menit saya mengenal Anda
dan saya buat ini untuk nilai yang Anda beri
sederhana dan totalitas
sekali lagi

___
*) Kompas, Minggu, 8 Agustus 2010